Cantik Wajah/Cantik Jiwakah yang Lebih mempesona bagi anda?
Tulisan ini terinspirasi dari sebuah kisah :

Laa Tahzan,InnaLLahma'ana
Parasnya tetap terlihat cantik meski telah termakan separuh abad usia. Rahang yang tegas dan langkah kaki yang tegap mencerminkan betapa teguh hatinya. Selama hampir 30 tahun menikah,dan dikaruniai beberapa anak tak jarang beliau mendapatkan perlakuan yang menyakitkan dari suaminya sendiri. Kata-kata kotor ataupun panggilan-panggilan yang menyakitkan kerap ditujukan untuknya. Meski tak setiap hari, hampir tak ada seminggupun perlakuan tersebut terlewatkan. Nafkah yang menjadi haknya juga seringkali di ‘duakan’ dengan saudara suaminya, meski begitu, tak satupun keluhan keluar dari mulutnya. Beliau tetap menjalankan kewajibannya sebagai isteri, berdandan, memasak, dan mengatur pengeluaran untuk rumah tangganya. Selama itu pula, demi anaknya, tak pernah sekalipun anak-anaknya melihatnya menangis ataupun mengeluh. Beliau tak ingin anak-anaknya menjadi rapuh dalam menghadapi kehidupan yang keras. Beliau juga ingin menjaga harga diri suami serta anak-anaknya yang sangat dicintai. Ketika berkumpul dengan sanak saudara ataupun sahabat-sahabatnya, mereka selalu tertegun dan heran karena raut muka ceria senantiasa terlihat di paras cantiknya, padahal, hampir semua orang tau perlakuan suaminya kepadanya. Seakan tak cukup, cobaan lain menghampirinya, anaknya yang tertua menderita stress dan kerasukan jin. Hilangnya kesadaran membuat tingkah laku anak tersebut menjadi ‘agak’ aneh dan menyebalkan. Disaat semua orang sudah menyerah dan orang tersabar yang pernah dikenal kehilangan kesabaran, beliau seakan tak kenal kata menyerah. Mengajarinya mengaji meski tiap menit harus berteriak mengingatkan, menemaninya tidur meski tiap malam selalu terbangun dan akhirnya tak tidur sama sekali, menabahkan seluruh anggota keluarga ketika sang anak mengamuk. Coba bayangkan, ibu mana yang tidak tercabik hatinya ketika melihat anaknya yang tertua yang diharapkan menjadi teladan, berubah menjadi bayi raksasa yang harus dilayani setiap saat. Dan TAK PERNAH sekalipun sang ibu membenci anaknya yang pertama tersebut meski hatinya sering tersakiti. Tangisannya baru akan terdengar pada 1/3 malam terakhir, dan dhuha yang jarang sekali terlewat. Subhanallah.. tak habis pikir saya, beginikah kekuatan jiwa seorang ibu?? Betapa kokohnya?? Lalu kemanakah jiwa perempuan yang kata dunia begitu rapuh dan halus?
Ketika ditanya, apakah yang membuat anda sedemikian kuatnya?
Beliau menjawab, “ Karena ALLAH jiwa ini bisa kuat, serahkanlah semuanya pada ALLAH semata. Kenapa harus rapuh jika kita yakin ada kekuatan TERBESAR yang mendampingi kita?? Kenapa harus sedih jika surga menjadi imbalannya? Takut dan kuatlah hanya karenaNYA, agar tak sia-sia seluruh perjuangan hidupmu.”
Apakah sesungguhnya SABAR itu?
Imam Al-Junaid pernah menjelaskan, “Meneguk air pahit tanpa meringis kepahitan.”
SubhanaLLah..
Cantik Wajah/Cantik Jiwakah yang Lebih mempesona bagi anda?
Berkata dim: “Tentu jawabnya kecantikan jiwa.”
Butuhkah alasan?
Dengan membaca tulisan diatas, sudah cukup teman.. lebih dari sekedar cukup.. luar biasa :)
dim said this on 01/30/2009 at 21:52
Jadi inget Ibu saya…
Hampir mirip sama cerita ni…
Sampe skarang juga saya masih ga habis pikir dengan jalan pikiran seorang ibu…
Entah, mungkin kelak saya akan mengerti kalau sudah berkeluarga…
Tapi…….kapan yaaaa berkeluarga….???!!!! :)
Ada yang mau ga ya sama saya…????? ;)
Rahasia yeee... said this on 01/31/2009 at 12:53
tentu jawabnya kecantikan jiwalah yang mempesona.
Baca postingan ini jadi kangen sama ibu, Ibuku yang sejak kecil sudah berjuang membantu nenek karena sudah tidak ada kakek, kemudian saat aku masih kecil ayahku meninggal.
sunarnosahlan said this on 01/31/2009 at 14:48
Cantik jiwa untuk wanita layaknya mentari di siang hari…
namun terkadang
cantik wajah juga layaknya bintang di gelap malam…
…
tapi saat bintang meredup, pun akan ada bulan yang menggantikan. dan saat mentari sembunyi, kemana lagi kita mencari ganti…???
bukankah kecantikan yang sempurna adalah ketika wanita menjadi shalihah, shalat yang lima, berpuasa ramadhan, menjaga kemaluan serta taat pada suaminya…???
l5155st™ said this on 01/31/2009 at 16:52
assalaamu’alaykum
wah mba
sy pribadi masi suka bingung,
kok ada suami2 yg uda syukur2 dapet istri sedmikian baik,
tp memperlakukannya kok ya tega bgitu…
ahik ahik…
mesti sabar ya…
fyu..
awisawisan said this on 01/31/2009 at 17:00
subhanallah…
semoga kita selalu di karuniakan jiwa yang selalu sabar dalm menghadapi ujian kehidupan
amiiin
semangat!! ^^
hik_mah said this on 02/01/2009 at 22:36
Subhanallah….
Sabar…jaminan seseorang tidak akan gagal….
Mbak Ririn,
Pesan cream wajah herbal sekarang,
Hub. Ibu Diana
T’SEL: 0812-1646-239 (SMS/TELP)
XL: 0822-3117-0552 (WHATS APP/SMS)
ririnyusrina said this on 02/02/2009 at 09:04
Subhanallah….
Sabar…jaminan tidak akan gagal….:)
Salam Ukhuwah mbak…
Ririn said this on 02/02/2009 at 09:06
lho??
memangnya mba diana tau siapa saya??
kan “rahasia yee..” :p
waduh, klo dipromosiin gtu..ntar sya ketauan dong klo ga laku.. :(
sstt….
klo ntu kan contoh nyata seorang istri yang sabar ya…ad ga “contoh suami”-nya ??
;)
Rahasia yeee... said this on 02/02/2009 at 14:42
ah…jadi inget istri…
jadi pengen cepet pulang…
fiuh….setengah jam lageee
perjalanan pulang 1 jam…
jadi 1 setengah jam….
hhhh, lama…..
bayu200687 said this on 02/02/2009 at 16:33
Klo suami inget istri, brarti istri ingat suami yah..
Nah, klo yang belum nikah gmn dunk? Ingat siapa nih? :D
dim said this on 02/03/2009 at 15:07
Assalamu’alaikum.
artikel yang sungguh mencerahkan…, khususnya bagi suami-suami yang “lalai” dan tidak menyadari akan keshalihan istrinya.
Salam kenal mbak..
Info Lowongan said this on 02/03/2009 at 18:14
eh, ralat. Bukan “keshalihan” istrinya, tapi “keshalihah-an” istrinya :D.
Harap maklum… terlalu semangad nulisnya…
Info Lowongan said this on 02/03/2009 at 18:16
memilih dua-duanya lebih afdhol sepertinya :D
Ghani Arasyid said this on 02/04/2009 at 23:12
brader bayu200687…..
pamer nih yee :(
cantik wajah dan Ayu jiwa, kedua-duanya takkan mampu dipisahkan!!! insya Allah, kedua-duanya akan hadir di sisiku kelak, yang tidak beranjak pergi, untuk sekejap-pun. Semoga…
ah..entahlah….. menghibur diri..
mahabbahtedja said this on 02/05/2009 at 23:15
mungkin itu sebabnya surga ada dibawah telapak kaki ibu ya…
herdianto said this on 02/06/2009 at 10:47
wajah cantik bukan jaminan bagi suami bisa masuk surga. yg kita butuhkan (paling urgen) di jaman sekarang ini bukan wanita yg cantik, namun wanita yg mengerti dan menyadari potensi kecantikannya di depan suaminya dengan keshalihahannya. cmiiw
herr said this on 02/06/2009 at 11:13
Sosok ibu yang sangat luwar biasa. Seorang wanita yang sangat sabar dan penuh kasih sayang. Semua laki laki, termasuk saya, sangat mengidamkan wanita tegar seperti ibu tersebut. Entah karena tidak tahu ajaran agama atau memang sudah menjadi wataknya, banyak sekali laki laki yang kerap memanfaatkan sisi kelemahan wanita ini. Tulisan diatas dengam sangat baik sekali mengetengahkan sosok lelaki termpramental itu.
Banyak dari kalangan yang sebetulnya paham ajaran Islam yang juga acap kali berlaku pada kasar pada perempuan. Terlebih lagi, jika kemudian sang anak yang diharapkan menjadi anak yang shaleh, ternyata jauh panggang daripada api. Miris betul rasa hati ini menyaksikannya.
Setiap wanita jelas memliki perasaan yang sangat halus dan sensitif. Itulah kenapa kemudian Nabi SAW memberi nasehat pada lelaki untuk selalu berlaku halus dan tidak kasar pada perempuan. Kekasaran pada perempuan, apa pun bentuknya, yang tidak dengan tuntunan Islam, akan banyak berpengaruh pada diri perempuan tersebut, selain nanti kepada keturunannya.
Karena memang, psikologi wanita yang terus menerus berada dalam ketertekanan, akan cepat luntur dan akhirnya bisa berujung pada tindakan yang tidak wajar.
Ah, andai saja sang perempuan itu adalah “milik saya” dengan segala ketabahan, kesabaran, dan keshalehannya, sudah cukuplah bagiku dari dunia dan seisinya. Menemukan sosok itu hari ini seperti mencari jarum ditengah tumpukan jerami. Sangat susah dan agak mustahil.
Doakan ya, agar saya ini segera mendapatkannya…hehehe.
Sekian celotehan saya yang amburadul ini. Secara keseluruhan saya suka tulisan diatas, walaupun agak panjang. Usul saya, tulisan yang panjang seperti diatas dipecah jadi dua saja (berseri/bersambung). Karena menurut saya, tidak semua orang sempat atau memiliki waktu yang cukup untuk menghabiskan bacaan sepanjang itu. Ok.
Tetap semangat menulisnya Al Humairoh…!!! Sukses selalu.
Ainuddin said this on 02/06/2009 at 13:56
Alhamdulillah, gak ingat siapa2.
Sekarang masih sibuk mengingat2 deadline proposal TA dan laporan KP yang menanti T_T..
dim said this on 02/06/2009 at 23:08
Kutunggu postingan2nya lagi ya mba…:)
Ririn said this on 02/07/2009 at 08:47
.clingak clinguk nyari bini :mrgreen:
abe said this on 02/07/2009 at 11:43
Assalamu’alaykum
Subhanalloh mbak bagus ceritanya jadi terharu waktu baca:
“Karena ALLAH jiwa ini bisa kuat, serahkanlah semuanya pada ALLAH semata. Kenapa harus rapuh jika kita yakin ada kekuatan TERBESAR yang mendampingi kita?? Kenapa harus sedih jika surga menjadi imbalannya? Takut dan kuatlah hanya karenaNYA, agar tak sia-sia seluruh perjuangan hidupmu.”
bisa menjadi taujih yang menggugah jiwa,jazakillah
Nggih dengan takut, harap, cinta..,
salam kenal dari ana mbak..,
jernih said this on 02/08/2009 at 17:33
selagi wanita itu berhiaskan senyum, maka jiwa dan wajah-nya akan tetap cantik. menurutku begitu..
menurut ummu syafiqah gimana?
senyumkusenyummu said this on 02/09/2009 at 10:27
jazakumullah khair mau ke blog saya :D
hmcahyo said this on 02/12/2009 at 11:53
It’s a nice blog. Salam kenal ya…
mbak maya said this on 02/14/2009 at 04:24
eeww… kalo ana…dua-duanya insyaAllah… pulang kerja disambut kehangatan tingkahlaku istri dan keshalihahannya…juga senyum manis yang tak tertandingi kecantikannya di mata saya… :nrgreen:
**doakan sajahh…
Nu said this on 02/14/2009 at 13:43
eh salah ketik emot… :mrgreen:
Nu said this on 02/14/2009 at 13:58
idem ama si angga di atas…maksudnya idem sifatnya, bukan orangnya :mrgreen:
hmmm..jadi pengen puasa
Fikri Faris said this on 02/15/2009 at 13:43
bismillah…..
masyaAllah…
amtlah beruntung orang yang dapatkan kedua-duanya….
dan sentiasa ingatkan Allah dalam segala waktu…
tapi apa kata Rasul…
“fadhfar bidzaatid diennn, taribat yadaak…”
maka pilihlah yang punya agama (yang bagus), sungguh beruntung engkau…”
(walo terkadang ada rasa u/ dahulukan kecantikan dhohir daripada batinnya…)
astaghfirulloh…
uvi07 said this on 02/18/2009 at 08:07
Salam kenal…. :)
Fahrisal Akbar said this on 02/18/2009 at 14:05
wah2 sampe di-link sama jumari di milis PTKH lhow..
btw, ganti nama y?
churun ‘in, qurrota a’yun, trus jadi humairoh..
hehe.ya apapun, nama itu kan adalah do’a.
upss.. mbak.. jangan ngobrol2 dunks!! kan malu.. hehe
kalo aq, milih dua2nya di!
teringat salah 1 kata2 mutiara seorang pemandu di sebuah pelatihan (halah ribet!) yg bener, kata2 di slide mbak juqi pas aq TM-smg Allah merahmati, memudahkan sgala urusannya:
bukan titik yang menyebabkan tinta
melainkan tinta yang menyebabkan titik
bukan cantik yang menyebabkan cinta
melainkan cinta yang menyebabkan cantik
yah begitulah intinya.
analaoginya:
‘cinta’ yg dimaksud = cantik jiwa
adapun ‘cantik’ yg kedua = wajah cantik
jadi seperti 2 sisi mata uang (kapitalis bgd, analogi pake uang.hehe.tak apalah, cuma analogi ini)
keduanya saling berkaitan, melengkapi& mengisi (walah ribet lagi)
btw lagi, emang itu istri/ ibunya siapa?
lia said this on 02/23/2009 at 10:35
klo saya (pendapat pribadi):
cantik paras dulu, ta’aruf, Agama OK, trus ngelamar deh..
Regard,
tekbat
tekbat said this on 04/06/2009 at 03:54
Subhanalloh…
tulisan yg bagus ukhti
semoga ana bisa menjadi ibu yg sholehah, yg tangguh, penyabar, dan ikhlas dlm menjalankan semua kewajiban sebagai seorang istri dan seorang ibu..aamiin..
ummu abdirrohman said this on 04/24/2009 at 13:18
Subhanalloh, ternyata banyak ya kisah-kisah seperti ini di kehidupan nyata.
Saya juga pernah membaca kisah-kisah nyata di bukunya Asma Nadia yang judulnya “Catatan hati, bla..bla..bla..” yang sangat trenyuh dan memiriskan hati.
Sungguh tidak mudah kehidupan kelak setelah tidak sendiri lagi.
Namun selalu ada Allah sebagai penolong dan penggenggam jiwa kita..
Lam kenal di, blognya saya link :)
noviarini said this on 04/29/2009 at 17:35
kisah yang menggetarkan jiwa..
Ilham said this on 07/13/2009 at 17:20