DonT Judge The BooK by it’s Cover…
- BoM KBRI, Jakarta
- Bom WTC, Amerika
- Bom Waktu
- Bom BaLi
Maraknya bom di Indonesia benar – benar menjadi fitnah bagi kaum muslimin. Pemberitaan yang begitu gencar dan tudingan yang asal membuat persepsi banyak orang menjadi rancu. Penampilan dari tersangka menjadikan semua orang yang berpenampilan sama menjadi “tersangka baru”. Wallahu a’lam seperti apa pemikiran tersangka tersebut, akan tetapi, penampilan BERJENGGOT, CELANA CINGKRANG untuk laki – laki, dan JILBAB LEBAR dan BERCADAR untuk perempuan akan selalu menjadi negative akhir – akhir ini. Padahal penampilan – penampilan tersebut adalah UNTUK MENGIKUTI SUNNAH. Orang – orang yang bermanhaj SALAFpun diidentikkan dengan bom. PADAHAL TIDAK!!!! WALLAHI TIDAK!! Kami orang – orang salafy hanyalah mengikuti apa yang dikatakan oleh RasuLuLLah SaLaLLahualaihi wassalam beserta para sahabatnya. Dimana bom yang dilakukan oleh Noordin M Top tidak pernah kami akui kebenarannya!!!! Banyak hal yang mendasari hal tersebut, saya sebagai wanita yang sedang belajar untuk menjadi wanita yang BERCADAR menjadi ragu, was – was dan SEDIH apabila keluar rumah dengan menggunakan CADAR, anda tahu kenapa? Karena SAYA TIDAK MENYETUJUI BOM DI INDONESIA!! Begitu juga dengan saudara – saudara saya para SALAFIYYUN.
PENAMPILAN KAMI MUNGKIN SAMA, TAPI TIDAK DENGAN PEMIKIRAN KAMI!!!
KAMI BUKAN ORANG – ORANG NOORDIN M TOP!!
DAN KAMI MENGECAM PERBUATANNYA!!
Mengapa? Inilah alasannya.. :
Diantara kaidah-kaidah serta SEBAGIAN syarat-syarat jihad yang saya kutip dari http://www.abusulthon.com/2009/05/kaidah-kaidah-dalam-berjihad adalah sebagai berikut.
[1]. Jihad harus dilandasai oleh dua hal yang merupakan syarat diterimanya amal ibadah, yaitu ikhlas dan mutaba’ah (mengikuti sunnah Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam). Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan menerima jihadnya seseorang hingga dia mengikhlaskan niatnya karena Allah dan mengharapkan keridhoanNya. Jika dia hanya mengharapkan dengan jihadnya tersebut keuntungan pribadi atau jabatan atau yang lainnya dari perkara-perkara dunia maka jihadnya ini tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian pula, Allah tidak akan menerima jihad seseorang apabila dia tidak mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berjihad. Seseorang yang ingin berjihad haruslah terlebih dahulu memahami bagaimana dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjihad kemudian dia mencontohnya.
[2]. Jihad hendaknya dilakukan dengan penuh rahmat/kasih sayang dan lemah lembut karena jihad tidaklah disyariatkan untuk menyiksa jiwa atau menyakiti orang lain. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Tidaklah kelemah lembutan ada pada sesuatu, melainkan dia akan memperindahnya, dan tidaklah kekerasan ada pada sesuatu melainkan dia akan merusaknya” [Hadits Riwayat Muslim]
[3]. Jihad haruslah dipenuhi dengan keadilan dan jauh dari kedzoliman. Ini adalah ketentuan yang penting dalam jihad di jalan Allah, sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmannya.
“Artinya : Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampui batas” [Al-Baqarah : 190]
Dan firmanNya.
“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, medorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [Al-Maidah : 8]
Dahulu, jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus pasukannya, selalu mewasiati mereka untuk bertakwa dan beliau berkata : “Berjalanlah dengan menyebut nama Allah dan di jalan Allah, perangilah orang-orang yang kafir kepada Allah. Janganlah mecincang (mayat) dan janganlah berbuat curang serta jangan membunuh anak kecil” [Hadits Riwayat Muslim 1731]
Para ulama telah menjelaskan bahwa orang yang tidak ikut berperang dari kaum wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua, orang buta, orang-orang yang lemah/sakit, orang-orang gila, dan para pendeta/pastur serta biarawan/biarawati adalah golongan yang tidak layak dibunuh dalam medan jihad karena perang itu ditujukan kepada orang yang memerangi kita ketika kita menampakkan agama Allah. Siapapun dari golongan diatas yang tidak ikut serta memerangi kita maka kita pun tidak boleh memerangi mereka. Yang demikian itu karena Allah membolehkan untuk membunuh jiwa yang dengannya makhluk ini bisa baik, seperti yang Allah firmankan.
“Artinya : Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh” [Al-Baqarah : 217]
Maksudnya bahwa perang itu meskipun terdapat kejelekan dan kerusakan di dalamnya, tapi kerusakan dan fitnah kekafiran lebih dari itu semuanya. Barangsiapa yang tidak menghalangi kaum muslimin dari mendirikan agama Allah, maka bahaya kekafirannya hanya untuk dia sendiri. Oleh karena itulah para ulama berkata : “Para da’i yang menyeru kepad bid’ah yang menyelisihi Al-Qur’an dan Sunnah layak diberi sangsi, berlainan dengan yang diam (tidak menyeru kepada bid’ah). Semuanya ini termasuk kebaikan Islam dan seruan Islam untuk berbuat adil dan menjauhi segala bentuk penganiayaan dan kedzoliman” [4]
[4]. Jihad di jalan Allah disesuaikan dengan keadaan kaum muslimin, sudah kuatkah atau masih lemah ? karena keadaan bisa berubah setiap waktu dan tempat. Jihad di jalan Allah disyariatkan dalam Islam dengan melalui beberapa tahapan ; Pada waktu di Mekkah belum disyariatlan jihad dengan mengangkat senjata, karena kaum muslimin pada saat itu masih minoritas dan lemah, akan tetapi disyariatkan jihad dengan hati dan lisan.
Firman Allah : “Wajahidhum”. Ibnu Abbas mengatakan : “Dengan Al-Qur’an” seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya. Setelah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah dan mulai mendirikan negara Islam diizinkan beliau untuk berperang secara mutlak melalui firmanNya.
“Artinya : telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka” [Al-Haj : 39]
Kemudian diwajibkan jihad kepada kaum muslimin serta diperintahkan untuk memerangi orang-orang yang memerangi mereka dan menahan diri dari orang-orang yang tidak mengganggu mereka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampui batas” [Al-Baqarah : 190].
Seorang mujahid yang tidak mengikuti jejak Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka jihadnya tidak akan benar dan tidak jauh dari bid’ah dan penyimpangan. Bahkan jihadnya lebih condoh kepada pengrusakan terhadap dirinya dan selainnya dari pada perbaikan dan seruan kepada jalan Allah yang lurus.
intinya adalah DONT JUDGE US BY OUR COVER!
semoga ALLAH melindungi kita semua dari ancaman fitnah.. amiiin..
Dan apa-apa yang telah dilakukan oleh mereka yang melakukan perbuatan (bom bunuh diri) ini, adalah merupakan usaha membunuh diri-diri mereka sendiri dengan meledakkan diri mereka sendiri, yang perbuatannya itu akan menyebabkan dia secara umum masuk pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salllam.
“Barangsiapa membunuh dirinya sendiri di dunia dengan cara apapun, maka Allah akan menghukum dia dengan hal yang sama (yang dia lakukan yang menyebabkan dia terbunuh) di hari kiamat” (Abu ‘Awanah dalam Mustakhraj)
Mas Tejo,
Pesan cream wajah herbal sekarang,
Hub. Ibu Diana
T’SEL: 0812-1646-239 (SMS/TELP)
XL: 0822-3117-0552 (WHATS APP/SMS)
mahabbahtedja said this on 07/18/2009 at 16:46
makin tak tahu apa maunya
sunarnosahlan said this on 07/21/2009 at 10:42
kayak jualan… bomb great sale :(
just azzam said this on 07/22/2009 at 00:21
:( really hate bom >.<"
Wahyu Kresna El Haydar said this on 07/23/2009 at 15:11
blame + excuse = damage
wallahu a’lam
Move Lee Hoon said this on 07/26/2009 at 20:40
sekedar berkunjung kembali
Mas Sunar,
Pesan cream wajah herbal sekarang,
Hub. Ibu Diana
T’SEL: 0812-1646-239 (SMS/TELP)
XL: 0822-3117-0552 (WHATS APP/SMS)
sunarnosahlan said this on 08/05/2009 at 19:25
“Kami orang – orang salaf…-dst-”
yang benar, salafy…
salafy = pengikut salaf (kaum terdahulu) …
l5155st™ said this on 08/12/2009 at 00:18
ttp lah semangat di atas sunnah! ^^
salafiyunpad said this on 08/12/2009 at 09:50
mampir lagi.
sempat sedih ketika prasangka2 itu ditudingkan justru oleh saudara2 sendiri, apa karena saya sering terlihat pakai gamis mereka mengira saya teroris? T_T
padahal sesungguhnya jikalau mereka tahu, bahwa terorislah musuhku.
Wahyu Kresna El Haydar said this on 08/16/2009 at 00:03
assalaamu’alaykum,
iya mbaaa…
suka ditanyain lho mba,
“wis, kamu bawa bom ya di balik jilbab?”
*gedubrak*
kadang si diomonginnya sambil ketawa, tp tp tp…
T.T
awisawisan said this on 09/13/2009 at 23:32
Memang…, persepsi bahwa orang2 nyunnah itu adalah teroris terasa sangat menyakitkan…. Saya sendiri heran, koq bisa2nya…, gitu….
Dan kalau diliat2, koq ‘teroris’nya muslim smua sih…? Jadi mikir nih, jangan2 yang biasa nongol itu bukan pelaku yg sebenarnya alias cuma ‘kambing’ hitam…. Ya, siapa tau itu cuma buat njelek2in imej Islam…, sekaligus memecah barisan muslimin…. Kalo diliat2, ada muslimin yang setuju, ada yang nggak…. Akhirnya bisa jadi ajang mancing di air keruh deh…
Ditambah lagi, para ‘pelaku’ itu belum sempat mengaku secara wajar….
Lagian, pers negeri kita juga sudah terlalu memojokkan ummat Islam…, so, ga bisa dipercaya lagi deh… :(
Wallahu a’lam, wa ‘ilmuhu atamm…
Salman Tz said this on 09/16/2009 at 23:27
Assalamualaikum…
mampir lagi ukh..
semoga kita tetap istiqomah diatas sunnah dan manhaj yang haq ini ukthi
barokallohu fiik….
Ummu Rufaidah said this on 09/17/2009 at 20:21